Minggu, 22 September 2013

seks

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENDIDIKAN SEKSUAL DI SMK NEGERI 2 GUNUNGSITOLI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dilihat dari segi penduduk 73,4% sebagian penduduk di dunia adalah remaja.Indonesia menempati urutan nomor 5 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remaja sebagai bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Jawa Timur pada tahun 2004 dihuni oleh 6,654 juta jiwa dengan jumlah remaja usia 16-19 tahun sebanyak 652.322 jiwa (Hasil Sensus BPS Surabaya, 2004).
Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perubahan fisik, emosional dan sosial sebagai ciri dalam masa pubertas. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial).
Masa permulaan pubertas pada anak perempuan biasanya terjadi antara usia 10 sampai 14 tetapi bisa lebih awal (pubertas dini) atau terlambat, tergantung dengan faktor-faktor genetik individu. Masa pubertas berlangsung selama kira-kira lima tahun dan sebagaimana terjadi pada anak laki-laki, diawali dengan pelepasan hormon-hormon dari kelenjar pituitary yang kemudian bertindak secara langsung pada organ-organ seksual. Kejadian yang paling dramatis bagi para anak perempuan adalah masa awal menstruasi (menarche) sebagai respon untuk produksi dan pelepasan hormon-hormon perempuan tersebut, estrogen dan progesteron. Indung telur matang dan mulai melepaskan telur-telur dan uterus membesar, bersamaan dengan perkembangan dan kedewasaan organ-organ kemaluan. Masa pertumbuhan yang cepat yang menghasilkan tinggi dan berat menyertai perubahan-perubahan tersebut. Kedua pinggul melebar dan pola pendistribusian lemak berubah untuk memproduksi bentuk tubuh perempuan yang karakteristik. Juga karakteristik-karakteristik seksual sekunder berkembang sebagai kelanjutan-kelanjutan pubertas, terutama pembesaran kedua payudara, pertumbuhan bulu-bulu kelamin dan ketiak serta perkembangan kelenjar-kelenjar keringat.
Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual di SMK Negeri 2 Gunungsitoli. Oleh karena minimnya pengetahuan atau edukasi tentang seks baik secara formal ataupun secara non formal sehingga peneliti mengambil topik tentang “Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Pendidikan Seksual di SMK Negeri 2 Gunungsitoli”.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Batasan peneliti dalam penelitian pengetahuan remaja tentang pendidikan seksual di SMK Negeri 2 Gunungsitoli yaitu mengenai pengetahuan remaja tentang pemahaman pendidikan seksual dan hasilnya banyak yang belum memahami masalah pendidikan seksual.
Berdasarkan batasan masalah dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada umumnya remaja belajar tentang pendidikan seksual dari ibunya, tetapi tidak semua ibu memberikan informasi yang jelas tentang pendidikan seksual, sehingga remaja putri dapat mengembangkan sikap negatif tentang pendidikan seksual.
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :“Bagaimana pengetahuan remaja tentang pendidikan seksual di SMK Negeri 2 Gunungsitoli”.


C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual di SMK Negeri 2 Gunungsitoli.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi tempat penelitian
Sebagai masukan informasi bagi sekolah mengenai pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual.
2. Bagi Institusi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan mahasiswi jurusan d3 keperawatan.
3. Bagi Peneliti, praktis dan teoritis.
Dapat memberikan masukan hal-hal apa saja yang telah diteliti sehingga digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
4. Bagi Responden
Agar remaja di SMK Negeri 2 Gunungsitoli mendapat tambahan pengetahuan tentang pendidikan seksual .

 seks

seks

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENDIDIKAN SEKSUAL DI SMK NEGERI 2 GUNUNGSITOLI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dilihat dari segi penduduk 73,4% sebagian penduduk di dunia adalah remaja.Indonesia menempati urutan nomor 5 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remaja sebagai bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Jawa Timur pada tahun 2004 dihuni oleh 6,654 juta jiwa dengan jumlah remaja usia 16-19 tahun sebanyak 652.322 jiwa (Hasil Sensus BPS Surabaya, 2004).
Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perubahan fisik, emosional dan sosial sebagai ciri dalam masa pubertas. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial).
Masa permulaan pubertas pada anak perempuan biasanya terjadi antara usia 10 sampai 14 tetapi bisa lebih awal (pubertas dini) atau terlambat, tergantung dengan faktor-faktor genetik individu. Masa pubertas berlangsung selama kira-kira lima tahun dan sebagaimana terjadi pada anak laki-laki, diawali dengan pelepasan hormon-hormon dari kelenjar pituitary yang kemudian bertindak secara langsung pada organ-organ seksual. Kejadian yang paling dramatis bagi para anak perempuan adalah masa awal menstruasi (menarche) sebagai respon untuk produksi dan pelepasan hormon-hormon perempuan tersebut, estrogen dan progesteron. Indung telur matang dan mulai melepaskan telur-telur dan uterus membesar, bersamaan dengan perkembangan dan kedewasaan organ-organ kemaluan. Masa pertumbuhan yang cepat yang menghasilkan tinggi dan berat menyertai perubahan-perubahan tersebut. Kedua pinggul melebar dan pola pendistribusian lemak berubah untuk memproduksi bentuk tubuh perempuan yang karakteristik. Juga karakteristik-karakteristik seksual sekunder berkembang sebagai kelanjutan-kelanjutan pubertas, terutama pembesaran kedua payudara, pertumbuhan bulu-bulu kelamin dan ketiak serta perkembangan kelenjar-kelenjar keringat.
Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual di SMK Negeri 2 Gunungsitoli. Oleh karena minimnya pengetahuan atau edukasi tentang seks baik secara formal ataupun secara non formal sehingga peneliti mengambil topik tentang “Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Pendidikan Seksual di SMK Negeri 2 Gunungsitoli”.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Batasan peneliti dalam penelitian pengetahuan remaja tentang pendidikan seksual di SMK Negeri 2 Gunungsitoli yaitu mengenai pengetahuan remaja tentang pemahaman pendidikan seksual dan hasilnya banyak yang belum memahami masalah pendidikan seksual.
Berdasarkan batasan masalah dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada umumnya remaja belajar tentang pendidikan seksual dari ibunya, tetapi tidak semua ibu memberikan informasi yang jelas tentang pendidikan seksual, sehingga remaja putri dapat mengembangkan sikap negatif tentang pendidikan seksual.
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :“Bagaimana pengetahuan remaja tentang pendidikan seksual di SMK Negeri 2 Gunungsitoli”.


C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual di SMK Negeri 2 Gunungsitoli.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi tempat penelitian
Sebagai masukan informasi bagi sekolah mengenai pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual.
2. Bagi Institusi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan mahasiswi jurusan d3 keperawatan.
3. Bagi Peneliti, praktis dan teoritis.
Dapat memberikan masukan hal-hal apa saja yang telah diteliti sehingga digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
4. Bagi Responden
Agar remaja di SMK Negeri 2 Gunungsitoli mendapat tambahan pengetahuan tentang pendidikan seksual .

KECEMASAN SMK


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Kecemasan merupakan respon emosional dengan bermacam perasaan tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh hal yang tidak pasti atau objek yang tidak jelas (Stuart & Sundeen, 1999). Respon yang muncul dari kecemasan bermacam-macam, mulai dari cemas kehilangan, ketakutan yang tidak beralasan, hingga perilaku yang berbeda. Perubahan dan tantangan timbul demikian cepat sehingga penyesuaian diri individu lebih sering mengalami ketidakseimbangan yang membuatnya cemas, sedih atau gelisah dan tidak bisa tidur, yang dipicu oleh ketakutan.
Rasa takut yang normal merupakan reaksi normal terhadap situasi nyata yang mengancam seseorang. Kecemasan dianggap abnormal jika kecemasan itu terjadi didalam situasi yang dapat diatasi dengan sedikit kesulitan, artinya jika kebanyakan orang dapat mengatasi suatu kesulitan yang sama dengan lebih mudah, sedangkan seseorang mungkin merasakan kesulitan itu sebagai masalah yang sangat besar yang dirasa membuat dirinya tidak mampu mengatasinya, maka kecemasan yang dialami orang itu adalah kecemasan yang abnormal (Rusman, 1998). 


Kecemasan dapat timbul dengan intensitas yang berbeda-beda, tingkatan ini terbagi menjadi kecemasan ringan, sedang, berat hingga menimbulkan kepanikan dari individu itu sendiri, terkadang dapat menimbulkan halangan untuk melakukan suatu pekerjaan (Suprajitno, 2004).  Kecemasan menunjuk kepada keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan yang meliputi interpretasi subyektif atau rangsangan fisiologis (misal bernafas lebih cepat, jantung berdebar-debar, berkeringat dingin) (Cattel & Scheier, 1961). Spielberger (1972) dalam Rusman (1998), menyatakan bahwa kecemasan merupakan state anxiety atau trait anxietyState anxiety adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan sebagai suaru ancaman, sedangkan trait anxiety adalah ciri atau sifat seseorang yang cukup stabil yang mengarahkan seseorang untuk menginterpretasikan suatu keadaan sebagai ancaman.

Kecemasan merupakan konflik emosional antara id dan super ego yang berfungsi untuk memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi. Kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Kecemasan merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Keliat, 1998).

Kecemasan merupakan keadaan yang tidak dapat dijelaskan. Secara umum faktor yang terkait meliputi ancaman integritas diri meliputi ketidakmampuan fisiologi atau gangguan terhadap kebutuhan dasar dan ancaman sistem diri antara lain ancaman terhadap identitas diri harga diri dan hubungan interpersonal (Keliat, 1998).

Kecemasan dapat dialami oleh siapa saja tanpa memandang umur. Sebagai contoh adalah kecemasan yang dialami oleh siswa sekolah yang akan menghadapi ujian kelulusan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menerapkan beberapa tahapan ujian untuk meluluskan siswa dari suatu sekolah. Ujian yang dilaksanakan pada pertengahan tahun ajaran disebut sebagai Ujian Tengah Semester (UTS), sedangkan ujian yang dilaksanakan diakhir tahun ajaran. Bagi siswa kelas XII diadakan ujian yang dilaksanakan diakhir tahun ajaran dan merupakan penentuan bagi siswa apakah lulus atau tidak. Pemerintah sedikit mengubah standar kelulusan untuk ujian nasional tahun ajaran 2006/2007. Selain kenaikan standar nilai rata-rata, terdapat dua alternatif standar kelulusan dalam ujian nasional tersebut. Alternatif pertama penilaian kelulusan pada UN 2007 menyangkut batas minimal nilai untuk setiap pelajaran yang diujikan.Jika pada UN 2006 standar minimal kelulusan 4,26, pada UN 2007 menjadi 4,25. Adapun nilai rata-rata untuk ketiga mata pelajaran tersebut minimal 5,0. Rata-rata nilai tersebut naik dari pelaksanaan UN 2006 yang mensyaratkan 4,50. Dalam penilaian alternatif pertama ini, peserta UN baru bisa dinyatakan lulus jika memperoleh nilai minimal (4,25) untuk setiap mata pelajaran yang diujikan. (http://www.kebumen.go.id/ modules.php?).

Berdasarkan laporan Dinas Pendidikan Nasional Jakarta tahun 2006, tercatat sebanyak 30% siswa SMA dinyatakan tidak lulus UN. Sementara data Dinas Pendidikan Propinsi Lampung, tercatat sebanyak 6% siswa SMA dinyatakan tidak lulus UN. Menurut catatan dari Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) I ZZZ, pada tahun 2006 tercatat sebanyak satu orang tidak lulus ujian dari 120 siswa (Laporan Pendidikan SMUN I ZZZ, 2006).
Berdasarkan presurvey peneliti pada bulan Desember 2006, di Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) I ZZZ, pada saat siswa kelas XII melaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS), dari wawancara 10 orang, didapatkan bahwa 5 orang (50%) mengatakan cemas karena menghadapi ujian yang akibatnya mereka tidak bisa tidur nyenyak dikarenakan memikirkan kalau tidak lulus ujian, seperti kakak kelas mereka yang tidak lulus ujian, sedangkan 3 orang (30%) mengatakan takut menghadapi ujian, mereka menjadi tidak nafsu makan karena terus membayangkan berapa nilai mereka. Sebanyak 2 orang (20%) mengatakan bahwa mereka merasakan takut kalau mereka tidak lulus ujian dan takut akan mengulang pada tahun depan.

Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik untuk meneliti Gambaran Tingkat Kecemasan Yang Dialami Siswa kelas XII ZZZ.

1.
1.3  Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah gambaran tingkat kecemasan yang dialami siswa kelas XII”.

1.4  Tujuan Penelitian
1.4.1        Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tingkat kecemasan yang dialami siswa kelas XII ZZZ.
1.4.2        Tujuan Khusus
1.4.2.1  Mengetahui jumlah siswa kelas XII SMK 2 GUNUNGSITOLI yang mengalami kecemasan ringan, sedang, berat dan panik dalam respon fisiologi dalam menghadapi UN tahun 2014.
1.4.2.2  Mengetahui jumlah siswa kelas XII SMK 2 GUNUNGSITOLI yang mengalami kecemasan ringan, sedang, berat dan panik dalam respon kognitif dalam menghadapi UN tahun 2007.
1.4.2.3  Mengetahui jumlah siswa kelas XII SMK 2 GNUNGSITOLI yang mengalami kecemasan ringan, sedang, berat dan panik dalam respon perilaku dan emosi dalam menghadapi UN tahun 2014.

1.5  Manfaat Penelitian
1.5.1        Bagi SMUN I ZZZ
Sebagai masukan bagi SMK NEGERI 2 GUNUNGSITOLI tentang adanya kecemasan yang dialami oleh siswa kelas XII ketika menghadapi UN.
1.5.2        Bagi Institusi Pendidikan Program Studi Keperawatan ZZZ
Merupakan bahan bacaan dan perbandingan bagi peneliti untuk mengembangkan penelitian yang lebih luas.
1.5.3        Bagi Peneliti
Sebagai aplikasi dari ilmu yang telah didapatkan dalam rangka melakukan riset keperawatan

GAMBARAN PENEGTAHUAN REMAJA


GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENGARUH ROKOK TERHADAP KESEHATAN PADA PELAJAR SMK NEGERI 2 GUNUNGSITOLI KELAS II

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Negara maju seperti Amerika Serikat kebiasaan merokok ada kecenderungan menurun, karena sejak beberapa tahun lalu di negara tersebut telah ada gerakan yang menyatakan bahwa merokok merupakan perilaku buruk, tidak berpendidikan, lain halnya di negara berkembang ada kecenderungan meningkat untuk merokok. Dewasa ini di negara berkembang telah menjadi sasaran reklame rokok guna memasarkannya. Negara maju pun di kalangan remaja dan dewasa muda cenderung meningkat dalam kebiasaan merokok (Departemen Kesehatan RI, 1992).
Laporan (World Health Organization) WHO juga menyebutkan jumlah perokok meningkat 2,1% pertahun di negara berkembang. Negara maju angka ini menurun sekitar 1,1 % pertahun. Penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa 64,8% pria dan 9,8% wanita dengan usia diatas 13 tahun adalah perokok. Bahkan pada kelompok remaja, 49% pelajar pria dan 8,8% pelajar wanita di Jakarta sudah merokok (www.kompas.com, 2003).
Mengacu pada data Bank Dunia pada tahun 1999 perolehan cukai rokok di Indonesia hanya Rp 2,6 triliun dan kerugian masyarakat akibat rokok mencapai sekitar Rp 14,5 triliun yaitu berupa beban biaya pengobatan, kecacatan dan penurunan produktivitas. Aspek perilaku merokok di Indonesia jauh melampaui perilaku kesehatan masyarakat. Jadi dapat dikatakan masyarakat Indonesia lebih suka mengkonsumsi rokok dibandingkan dengan mengutamakan aspek kesehatan. Pernyataan ini didasarkan pada realitas bahwa belanja rokok di Indonesia mencapai Rp 100 triliun, sedangkan belanja obatnya hanya Rp 20 triliun. (www.republikonline. com, 2003).
Data dari rumah sakit di Indonesia menunjukkan bahwa merokok menunjukkan faktor resiko pertama dan tertinggi bagi serangan jantung. Usia muda di bawah 40 tahun, merokok merupakan faktor resiko pertama bagi penyakit jantung koroner dan ditemukan pula bahwa sebagian besar (62-83%) yang terkena serangan jantung di bawah umur 40 tahun adalah perokok berat dan sedang (Dep.Kes. RI, 1992).
Berbagai penelitian tentang bahaya merokok sudah banyak dilakukan, diantaranya kebiasaan merokok mempengaruhi peningkatan kolesterol dan trigliserida secara bermakna dibandingkan dengan yang bukan perokok. Akhir-akhir ini beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara radikal bebas dengan terjadinya kanker yang disebabkan oleh rokok. (Bina Didik Tenaga Kesehatan, 2001). Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan partikel. Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida, amoniak, oksida dari niterogen dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium.
Umumnya fokus penelitian ditujukkan pada peranan nikotin dan karbon monoksida (CO). Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen juga mengganggu suplai oksigen keotot jantung. Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah ke otak (www.kompas.com, 2003).
Banyak penelitian dilakukan, bahwa merokok mengganggu kesehatan tubuh. Merokok terutama dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler dan kanker, baik kanker paru-paru, oesophagus, laryng dan rongga mulut. Merokok juga dapat menimbulkan kelainan-kelainan rongga mulut, misalnya pada lidah, gusi, mukosa mulut, gigi dan langit-langit. Asap rokok mengandung komponen-komponen dan zat¬zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti nikotin, tar dan karbon monoksida. (www.depkes.ri.com, 2004).
Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan tubuh, termasuk pada pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna dan lain-lain. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terlCena Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
Asap rokok rnerupakan polutan bagi manusia dan lingkun-an sekitarnya. Bukan hanya bagi kesehatan, merokok menimbulkan pula problem dibidang ekonomi. Sudut ekonomi kesehatan, menyatakan bahwa dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan bahkan negara (www.kompas.com, 2003).
Hasil pengamatan yang dilakukan di SMA Negeri 2 Metro selama 3 hari ternyata pada saat pulang sekolah terdapat siswa laki laki yang merokok. Data yang diperoleh tersebut sesuai dengan pernyataan bahwa yang menyebutkan bahwa pada kelompok remaja ada 49% pelajar pria dan pelajar wanita sudah merokok (www.kompas.com,2003).
Berdasarkan data di atas penulis ingin mengetahui pengetahuan siswa kelas II mengenai bahaya rokok di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Metro. Mengingat bahwa bahaya rokok sangat banyak dan fatal akibatnya apalagi bila sudah dimulai sejak usia dini.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka penulis membuat rumusan masalah "Bagaimana pengetahuan siswa kelas II mengenai bahaya rokok di SMA Negeri 2 Metro". 
C. Tujuan Penelitian 
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan siswa kelas II mengenai bahaya rokok di SMA Negeri 2 Metro.
2. Tujuan khusus
a. Diketahui pengetahuan siswa kelas II mengenai pengertian rokok
b. diketahui pengetahuan siswa kelas II mengenai zat-zat yang berbahaya dalam rokok.
c. Diketahui pengetahuan siswa kelas II mengenai bahaya rokok terhadap kesehatan
D. Ruang Lingkup
Penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian :
1. Jenis penelitian adalah deskriptif.
2. Objek penelitian adalah pengetahuan siswa kelas II Mengenai bahaya rokok di SMA Negeri 2 Metro.
3. Subjek penelitian adalah semua siswa kelas II di SMA Negeri 2 Metro 
4.Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 2 Metro
5.Waktu penelitian dilaksanakan pada Mei 2008


E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat : 
a. Bagi Institusi Program Studi D3 keperawatan Sebagai sumber referensi pelajaran terutama yang berkaitan dengan bahaya rokok.
b. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa mengenai bahaya rokok, agar siswa semakin mantap untuk menghindari rokok, karena bahaya rokok sangat banyak.
c. Bagi Institusi SMA Negeri 2 Metro
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa mengenai bahaya rokok dengan mengadakan penyuluhan atau mengadakan extrakulikuler yang membahas tentang bahaya rokok.
d. Bagi PenelitiSebagai penerapan mata kuliah Metodologi Penelitian dan menambah pengalaman dalam penulisan KTI, Serta sebagai masukan pengetahuan tentang bahaya merokok