TINGKAT
PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENDIDIKAN SEKSUAL DI SMK NEGERI 2 GUNUNGSITOLI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dilihat
dari segi penduduk 73,4% sebagian penduduk di dunia adalah remaja.Indonesia menempati
urutan nomor 5 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remaja sebagai bagian
dari penduduk yang ada. Propinsi Jawa Timur pada tahun 2004 dihuni oleh
6,654 juta jiwa dengan jumlah remaja usia 16-19 tahun sebanyak 652.322 jiwa
(Hasil Sensus BPS Surabaya, 2004).
Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan
manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari
anak-anak ke masa dewasa. Pada
tahap ini remaja akan mengalami suatu perubahan fisik, emosional dan sosial
sebagai ciri dalam masa pubertas. Tetapi umumnya proses pematangan fisik
terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial).
Masa permulaan pubertas pada anak perempuan biasanya
terjadi antara usia 10 sampai 14 tetapi bisa lebih awal (pubertas dini) atau
terlambat, tergantung dengan faktor-faktor genetik individu. Masa pubertas
berlangsung selama kira-kira lima tahun dan sebagaimana terjadi pada anak
laki-laki, diawali dengan pelepasan hormon-hormon dari kelenjar pituitary yang
kemudian bertindak secara langsung pada organ-organ seksual. Kejadian yang
paling dramatis bagi para anak perempuan adalah masa awal menstruasi (menarche)
sebagai respon untuk produksi dan pelepasan hormon-hormon perempuan tersebut,
estrogen dan progesteron. Indung telur matang dan mulai melepaskan telur-telur
dan uterus membesar, bersamaan dengan perkembangan dan kedewasaan organ-organ
kemaluan. Masa pertumbuhan yang cepat yang menghasilkan tinggi dan berat
menyertai perubahan-perubahan tersebut. Kedua pinggul melebar dan pola
pendistribusian lemak berubah untuk memproduksi bentuk tubuh perempuan yang
karakteristik. Juga karakteristik-karakteristik seksual sekunder berkembang
sebagai kelanjutan-kelanjutan pubertas, terutama pembesaran kedua payudara,
pertumbuhan bulu-bulu kelamin dan ketiak serta perkembangan kelenjar-kelenjar
keringat.
Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik
melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan remaja putri
tentang pendidikan seksual di SMK Negeri 2 Gunungsitoli. Oleh karena minimnya
pengetahuan atau edukasi tentang seks baik secara formal ataupun secara non
formal sehingga peneliti mengambil topik tentang “Gambaran Tingkat
Pengetahuan Remaja Tentang Pendidikan Seksual di SMK Negeri 2 Gunungsitoli”.
B. Pembatasan dan Rumusan
Masalah
Batasan
peneliti dalam penelitian pengetahuan remaja tentang pendidikan seksual di SMK
Negeri 2 Gunungsitoli yaitu mengenai pengetahuan remaja tentang pemahaman
pendidikan seksual dan hasilnya banyak yang belum memahami masalah pendidikan
seksual.
Berdasarkan batasan
masalah dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada umumnya remaja
belajar tentang pendidikan seksual dari ibunya, tetapi tidak semua ibu
memberikan informasi yang jelas tentang pendidikan seksual, sehingga remaja
putri dapat mengembangkan sikap negatif tentang pendidikan seksual.
Dari
latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
:“Bagaimana pengetahuan remaja tentang pendidikan seksual di SMK Negeri 2
Gunungsitoli”.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja
putri tentang pendidikan seksual di SMK Negeri 2 Gunungsitoli.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi
tempat penelitian
Sebagai masukan informasi bagi sekolah mengenai
pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual.
2.
Bagi Institusi
Diharapkan
hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan mahasiswi
jurusan d3 keperawatan.
3.
Bagi Peneliti, praktis dan teoritis.
Dapat
memberikan masukan hal-hal apa saja yang telah diteliti sehingga digunakan
sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
4. Bagi
Responden
Agar remaja di SMK Negeri 2 Gunungsitoli mendapat
tambahan pengetahuan tentang pendidikan seksual .