Minggu, 22 September 2013

KECEMASAN SMK


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Kecemasan merupakan respon emosional dengan bermacam perasaan tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh hal yang tidak pasti atau objek yang tidak jelas (Stuart & Sundeen, 1999). Respon yang muncul dari kecemasan bermacam-macam, mulai dari cemas kehilangan, ketakutan yang tidak beralasan, hingga perilaku yang berbeda. Perubahan dan tantangan timbul demikian cepat sehingga penyesuaian diri individu lebih sering mengalami ketidakseimbangan yang membuatnya cemas, sedih atau gelisah dan tidak bisa tidur, yang dipicu oleh ketakutan.
Rasa takut yang normal merupakan reaksi normal terhadap situasi nyata yang mengancam seseorang. Kecemasan dianggap abnormal jika kecemasan itu terjadi didalam situasi yang dapat diatasi dengan sedikit kesulitan, artinya jika kebanyakan orang dapat mengatasi suatu kesulitan yang sama dengan lebih mudah, sedangkan seseorang mungkin merasakan kesulitan itu sebagai masalah yang sangat besar yang dirasa membuat dirinya tidak mampu mengatasinya, maka kecemasan yang dialami orang itu adalah kecemasan yang abnormal (Rusman, 1998). 


Kecemasan dapat timbul dengan intensitas yang berbeda-beda, tingkatan ini terbagi menjadi kecemasan ringan, sedang, berat hingga menimbulkan kepanikan dari individu itu sendiri, terkadang dapat menimbulkan halangan untuk melakukan suatu pekerjaan (Suprajitno, 2004).  Kecemasan menunjuk kepada keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan yang meliputi interpretasi subyektif atau rangsangan fisiologis (misal bernafas lebih cepat, jantung berdebar-debar, berkeringat dingin) (Cattel & Scheier, 1961). Spielberger (1972) dalam Rusman (1998), menyatakan bahwa kecemasan merupakan state anxiety atau trait anxietyState anxiety adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan sebagai suaru ancaman, sedangkan trait anxiety adalah ciri atau sifat seseorang yang cukup stabil yang mengarahkan seseorang untuk menginterpretasikan suatu keadaan sebagai ancaman.

Kecemasan merupakan konflik emosional antara id dan super ego yang berfungsi untuk memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi. Kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Kecemasan merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Keliat, 1998).

Kecemasan merupakan keadaan yang tidak dapat dijelaskan. Secara umum faktor yang terkait meliputi ancaman integritas diri meliputi ketidakmampuan fisiologi atau gangguan terhadap kebutuhan dasar dan ancaman sistem diri antara lain ancaman terhadap identitas diri harga diri dan hubungan interpersonal (Keliat, 1998).

Kecemasan dapat dialami oleh siapa saja tanpa memandang umur. Sebagai contoh adalah kecemasan yang dialami oleh siswa sekolah yang akan menghadapi ujian kelulusan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menerapkan beberapa tahapan ujian untuk meluluskan siswa dari suatu sekolah. Ujian yang dilaksanakan pada pertengahan tahun ajaran disebut sebagai Ujian Tengah Semester (UTS), sedangkan ujian yang dilaksanakan diakhir tahun ajaran. Bagi siswa kelas XII diadakan ujian yang dilaksanakan diakhir tahun ajaran dan merupakan penentuan bagi siswa apakah lulus atau tidak. Pemerintah sedikit mengubah standar kelulusan untuk ujian nasional tahun ajaran 2006/2007. Selain kenaikan standar nilai rata-rata, terdapat dua alternatif standar kelulusan dalam ujian nasional tersebut. Alternatif pertama penilaian kelulusan pada UN 2007 menyangkut batas minimal nilai untuk setiap pelajaran yang diujikan.Jika pada UN 2006 standar minimal kelulusan 4,26, pada UN 2007 menjadi 4,25. Adapun nilai rata-rata untuk ketiga mata pelajaran tersebut minimal 5,0. Rata-rata nilai tersebut naik dari pelaksanaan UN 2006 yang mensyaratkan 4,50. Dalam penilaian alternatif pertama ini, peserta UN baru bisa dinyatakan lulus jika memperoleh nilai minimal (4,25) untuk setiap mata pelajaran yang diujikan. (http://www.kebumen.go.id/ modules.php?).

Berdasarkan laporan Dinas Pendidikan Nasional Jakarta tahun 2006, tercatat sebanyak 30% siswa SMA dinyatakan tidak lulus UN. Sementara data Dinas Pendidikan Propinsi Lampung, tercatat sebanyak 6% siswa SMA dinyatakan tidak lulus UN. Menurut catatan dari Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) I ZZZ, pada tahun 2006 tercatat sebanyak satu orang tidak lulus ujian dari 120 siswa (Laporan Pendidikan SMUN I ZZZ, 2006).
Berdasarkan presurvey peneliti pada bulan Desember 2006, di Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) I ZZZ, pada saat siswa kelas XII melaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS), dari wawancara 10 orang, didapatkan bahwa 5 orang (50%) mengatakan cemas karena menghadapi ujian yang akibatnya mereka tidak bisa tidur nyenyak dikarenakan memikirkan kalau tidak lulus ujian, seperti kakak kelas mereka yang tidak lulus ujian, sedangkan 3 orang (30%) mengatakan takut menghadapi ujian, mereka menjadi tidak nafsu makan karena terus membayangkan berapa nilai mereka. Sebanyak 2 orang (20%) mengatakan bahwa mereka merasakan takut kalau mereka tidak lulus ujian dan takut akan mengulang pada tahun depan.

Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik untuk meneliti Gambaran Tingkat Kecemasan Yang Dialami Siswa kelas XII ZZZ.

1.
1.3  Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah gambaran tingkat kecemasan yang dialami siswa kelas XII”.

1.4  Tujuan Penelitian
1.4.1        Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tingkat kecemasan yang dialami siswa kelas XII ZZZ.
1.4.2        Tujuan Khusus
1.4.2.1  Mengetahui jumlah siswa kelas XII SMK 2 GUNUNGSITOLI yang mengalami kecemasan ringan, sedang, berat dan panik dalam respon fisiologi dalam menghadapi UN tahun 2014.
1.4.2.2  Mengetahui jumlah siswa kelas XII SMK 2 GUNUNGSITOLI yang mengalami kecemasan ringan, sedang, berat dan panik dalam respon kognitif dalam menghadapi UN tahun 2007.
1.4.2.3  Mengetahui jumlah siswa kelas XII SMK 2 GNUNGSITOLI yang mengalami kecemasan ringan, sedang, berat dan panik dalam respon perilaku dan emosi dalam menghadapi UN tahun 2014.

1.5  Manfaat Penelitian
1.5.1        Bagi SMUN I ZZZ
Sebagai masukan bagi SMK NEGERI 2 GUNUNGSITOLI tentang adanya kecemasan yang dialami oleh siswa kelas XII ketika menghadapi UN.
1.5.2        Bagi Institusi Pendidikan Program Studi Keperawatan ZZZ
Merupakan bahan bacaan dan perbandingan bagi peneliti untuk mengembangkan penelitian yang lebih luas.
1.5.3        Bagi Peneliti
Sebagai aplikasi dari ilmu yang telah didapatkan dalam rangka melakukan riset keperawatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar