BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Kecemasan merupakan respon emosional
dengan bermacam perasaan tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh hal yang
tidak pasti atau objek yang tidak jelas (Stuart & Sundeen, 1999). Respon
yang muncul dari kecemasan bermacam-macam, mulai dari cemas kehilangan,
ketakutan yang tidak beralasan, hingga perilaku yang berbeda. Perubahan dan
tantangan timbul demikian cepat sehingga penyesuaian diri individu lebih sering
mengalami ketidakseimbangan yang membuatnya cemas, sedih atau gelisah dan tidak
bisa tidur, yang dipicu oleh ketakutan.
Rasa takut yang normal merupakan reaksi
normal terhadap situasi nyata yang mengancam seseorang. Kecemasan dianggap
abnormal jika kecemasan itu terjadi didalam situasi yang dapat diatasi dengan
sedikit kesulitan, artinya jika kebanyakan orang dapat mengatasi suatu
kesulitan yang sama dengan lebih mudah, sedangkan seseorang mungkin merasakan
kesulitan itu sebagai masalah yang sangat besar yang dirasa membuat dirinya
tidak mampu mengatasinya, maka kecemasan yang dialami orang itu adalah kecemasan
yang abnormal (Rusman, 1998).
Kecemasan dapat
timbul dengan intensitas yang berbeda-beda, tingkatan ini terbagi menjadi
kecemasan ringan, sedang, berat hingga menimbulkan kepanikan dari individu itu
sendiri, terkadang dapat menimbulkan halangan untuk melakukan suatu pekerjaan
(Suprajitno, 2004). Kecemasan menunjuk kepada keadaan emosi yang
menentang atau tidak menyenangkan yang meliputi interpretasi subyektif atau
rangsangan fisiologis (misal bernafas lebih cepat, jantung berdebar-debar,
berkeringat dingin) (Cattel & Scheier, 1961). Spielberger (1972) dalam
Rusman (1998), menyatakan bahwa kecemasan merupakan state anxiety atau trait
anxiety. State anxiety adalah reaksi emosi sementara yang
timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan sebagai suaru ancaman, sedangkan trait
anxiety adalah ciri atau sifat seseorang yang cukup stabil yang
mengarahkan seseorang untuk menginterpretasikan suatu keadaan sebagai ancaman.
Kecemasan
merupakan konflik emosional antara id dan super ego yang berfungsi untuk
memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi. Kecemasan terjadi
dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan dengan
trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan
seseorang menjadi tidak berdaya. Kecemasan merupakan hasil frustasi dari segala
sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan (Keliat, 1998).
Kecemasan
merupakan keadaan yang tidak dapat dijelaskan. Secara umum faktor yang terkait
meliputi ancaman integritas diri meliputi ketidakmampuan fisiologi atau
gangguan terhadap kebutuhan dasar dan ancaman sistem diri antara lain ancaman
terhadap identitas diri harga diri dan hubungan interpersonal (Keliat, 1998).
Kecemasan dapat
dialami oleh siapa saja tanpa memandang umur. Sebagai contoh adalah kecemasan
yang dialami oleh siswa sekolah yang akan menghadapi ujian kelulusan.
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menerapkan beberapa tahapan ujian
untuk meluluskan siswa dari suatu sekolah. Ujian yang dilaksanakan pada
pertengahan tahun ajaran disebut sebagai Ujian Tengah Semester (UTS), sedangkan
ujian yang dilaksanakan diakhir tahun ajaran. Bagi siswa kelas XII diadakan
ujian yang dilaksanakan diakhir tahun ajaran dan merupakan penentuan bagi siswa
apakah lulus atau tidak. Pemerintah sedikit mengubah standar kelulusan
untuk ujian nasional tahun ajaran 2006/2007. Selain kenaikan standar nilai
rata-rata, terdapat dua alternatif standar kelulusan dalam ujian nasional
tersebut. Alternatif pertama penilaian kelulusan pada UN 2007 menyangkut batas
minimal nilai untuk setiap pelajaran yang diujikan.Jika pada UN 2006 standar minimal kelulusan 4,26, pada UN 2007 menjadi
4,25. Adapun nilai rata-rata untuk ketiga mata pelajaran tersebut minimal 5,0.
Rata-rata nilai tersebut naik dari pelaksanaan UN 2006 yang mensyaratkan 4,50.
Dalam penilaian alternatif pertama ini, peserta UN baru bisa dinyatakan lulus
jika memperoleh nilai minimal (4,25) untuk setiap mata pelajaran yang diujikan.
(http://www.kebumen.go.id/ modules.php?).
Berdasarkan
laporan Dinas Pendidikan Nasional Jakarta tahun 2006, tercatat sebanyak 30%
siswa SMA dinyatakan tidak lulus UN. Sementara data Dinas Pendidikan Propinsi Lampung, tercatat sebanyak 6%
siswa SMA dinyatakan tidak lulus UN. Menurut catatan dari Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) I ZZZ, pada tahun 2006 tercatat sebanyak satu orang tidak lulus
ujian dari 120 siswa (Laporan Pendidikan SMUN I ZZZ, 2006).
Berdasarkan
presurvey peneliti pada bulan Desember 2006, di Sekolah Menengah Umum Negeri
(SMUN) I ZZZ, pada saat siswa kelas XII melaksanakan Ujian Tengah Semester
(UTS), dari wawancara 10 orang, didapatkan bahwa 5 orang (50%) mengatakan cemas
karena menghadapi ujian yang akibatnya mereka tidak bisa tidur nyenyak
dikarenakan memikirkan kalau tidak lulus ujian, seperti kakak kelas mereka yang
tidak lulus ujian, sedangkan 3 orang (30%) mengatakan takut menghadapi ujian,
mereka menjadi tidak nafsu makan karena terus membayangkan berapa nilai mereka.
Sebanyak 2 orang (20%) mengatakan bahwa mereka merasakan takut kalau mereka
tidak lulus ujian dan takut akan mengulang pada tahun depan.
Berdasarkan
fenomena diatas penulis tertarik untuk meneliti Gambaran Tingkat Kecemasan Yang
Dialami Siswa kelas XII ZZZ.
1.
1.3 Rumusan
Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah
diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah gambaran
tingkat kecemasan yang dialami siswa kelas XII”.
1.4 Tujuan
Penelitian
1.4.1 Tujuan
Umum
Mengetahui gambaran tingkat kecemasan
yang dialami siswa kelas XII ZZZ.
1.4.2 Tujuan
Khusus
1.4.2.1 Mengetahui
jumlah siswa kelas XII SMK 2 GUNUNGSITOLI yang mengalami kecemasan ringan,
sedang, berat dan panik dalam respon fisiologi dalam menghadapi UN tahun 2014.
1.4.2.2 Mengetahui
jumlah siswa kelas XII SMK 2 GUNUNGSITOLI yang mengalami kecemasan ringan,
sedang, berat dan panik dalam respon kognitif dalam menghadapi UN tahun 2007.
1.4.2.3 Mengetahui
jumlah siswa kelas XII SMK 2 GNUNGSITOLI yang mengalami kecemasan ringan,
sedang, berat dan panik dalam respon perilaku dan emosi dalam menghadapi UN
tahun 2014.
1.5 Manfaat
Penelitian
1.5.1 Bagi
SMUN I ZZZ
Sebagai masukan bagi SMK NEGERI 2
GUNUNGSITOLI tentang adanya kecemasan yang dialami oleh siswa kelas XII ketika
menghadapi UN.
1.5.2 Bagi Institusi
Pendidikan Program Studi Keperawatan ZZZ
Merupakan bahan
bacaan dan perbandingan bagi peneliti untuk mengembangkan penelitian yang lebih
luas.
1.5.3 Bagi
Peneliti
Sebagai aplikasi dari ilmu yang telah didapatkan dalam rangka
melakukan riset keperawatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar